7 Bayangan Menakutkan yang Akan Terjadi Di Masa Depan

loading...
7 Bayangan Menakutkan yang Akan Terjadi Di Masa Depan - Setiap orang dilahirkan di dunia pastilah memiliki keinginan masa depan yang indah dan bahagia. Mampu hidup dengan normal dan di permudah dalam melakukan segala hal. Tetapi tetap saja masa depan merupakan misteri yang kita tidak tahu jawabannya. Wajar saja karena memang masa depan tidak bisa kita lihat, dan tanpa kita sadari masa depan selalu berubah dari waktu ke waktu.

Kontroversi merupakan sebuah pertentangan dari sebuah masalah serta memiliki dua sisi yang berlainan. Saat ini banyak sekali kontroversi yang menyebutkan jika masa depan manusia sangatlah menakutkan. Banyak teori, buku, dan film tentang masa depan yang dibuat oleh banyak orang yang menggambarkan tentang suatu harapan dan ketakutan masa depan bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Tetapi kalau boleh jujur, kita semua tidak akan pernah mengetahui secara pasti dan presisi apa saja yang kan terjadi besok, lusa, dan seterusnya. Karenanya masa depan selalu berubah. Berikut ini beberapa kontroversi masa depan yang paling ditakuti manusia bila suatu saat benar-benar terjadi.

7 Kontroversi Masa Depan yang Paling Ditakuti Manusia:


Kebebasan pribadi (privacy) akan Hilang di Masa Depan


 Kebebasan pribadi (privacy) akan Hilang di Masa Depan

Perkembangan teknologi akan selalu menciptakan penemuan baru. Contohnya dapat kita lihat dari salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia yaitu Google, kini perusahaan itu telah berhasil mengembangkan teknologi Google Glass. Google Glass merupakan sebuah komputer cerdas yang mampu dipakai manusia. Memiliki ukuran yang kecil dan terlihat tak ubahnya sebuah kacamata.

Google Glass disebut-sebut banyak orang sebagai wujud dari kacamata masa depan. Dengan sekejap mata Google Glass dapat mengabadikan gambar, video, atau melakukan banyak hal pintar lainnya. Tentunya bila Google Glass dipakai secara massal bukan tidak mungkin privasi seseorang akan diketahui secara mudah oleh pihak lain.

Penelitian berhasil menunjukkan bahwa teknologi seperti Google Glass bisa memilih orang-orang untuk keluar dari kerumunan dan menarik hampir apapun pada mereka  mulai dari gambar Facebook, nomor jaminan sosial, profil Linkedin dan banyak lagi, sehingga memiliki potensi besar untuk disalahgunakan, tetapi lebih dari itu, bisa dibayangkan berarti kematian kebebasan pribadi (privasi) yang akan segera datang.

Coba bayangkan suatu ketika saat anda bertemu dan berpapasan dengan seseorang, mereka akan dengan mudah dan dalam waktu singkat bisa mengetahui semua hal tentang anda, mulai dari alamat, nomor telepon sampai ke hal-hal yang sangat pribadi dan mungkin memalukan. Teman, kolega dan semua anggota keluarga anda akan terungkap, termasuk hal-hal yang anda rahasiakan selama ini dimana orang lain tidak diperkenankan mengetahuinya.

Sepertinya itu bukanlah hal yang menyenangkan untuk benar-benar terjadi dimasa depan. Nah, saat seseorang menggabungkan perangkat lunak pengenalan wajah dengan sesuatu seperti Google Glass, mimpi buruk tersebut mungkin akan jadi kenyataan. Google sendiri saat ini menentang pemikiran seperti itu, tapi potensi itu tetap ada dan bisa muncul suatu hari nanti, siapa yang tahu? Dan ketika itu terjadi, anda dapat mempersiapkan diri untuk ikut terlibat dalam perdebatan etika atau privasi.

Setiap Negara Akan Berebut Sumber Daya Alam


 Setiap Negara Akan Berebut Sumber Daya Alam

Rasanya kepala kita tidak bisa berpikir lebih jauh, memikirkan bagaimana dunia yang kita tinggali ini memiliki persediaan air, makanan, dan energi yang semakin menipis dan pemerintah harus bermain kotor untuk tetap memenuhi kebutuhan penduduknya. Menurut para ahli, skenario mimpi buruk ini akan terjadi tidak lama lagi dan kita tidak memiliki pilihan.

Sekarang ini masalahnya semakin besar dan besar. Mantan kepala penasihat ilmiah di Inggris baru-baru ini mencatat bahwa pemerintah sudah berpartisipasi dalam perampasan tanah untuk mengamankan hak-hak pertambangan. Ketika pertempuran untuk mengamankan pasokan air dan makanan telah benar-benar kick off (dimulai), kita akan memiliki dilema etika.

Baca juga:
Latihan militer paling ekstrem di dunia
Gara gara terpeleset wanita ini kakinya di amputasi
Orang Kaya yang Hidupnya Tak Bahagia
Di satu sisi, mungkin akan mustahil untuk tetap menjadi pemain global utama tanpa menjadi semakin tak berperasaan. Gagasan seperti merawat kaum miskin, penegakan demokrasi, dan menghormati negara berdaulat mungkin harus diabaikan jika kita ingin hidup di atas permainan ekonomi  sebuah proses dimana para politisi menyebutnya sebagai “menjadi lebih seperti China.”

Di sisi lain, jika kita memutuskan untuk mempertahankan rasa belas kasihan, kita mungkin berada dalam situasi dimana mantan negara adidaya sudah tidak berada lagi di pentas panggung dunia. Jika anda berpikir krisis ekonomi terpolarisasi opini publik, tunggu sampai kebenaran berita ini terjadi. Ini akan menjadi pertempuran demi masa depan dan eksistensi bangsa  dengan mata pencarian dari negara kita menjadi taruhannya.

Perebutan Makanan Di Masa Depan


 Perebutan Makanan Di Masa Depan

Tak dapat kita pungkiri bahwa makanan merupakan sebuah kebutuhan yang harus manusia penuhi setiap harinya. Tanpa makanan manusia mustahil untuk bertahan hidup. Sekarang ini gaya makan manusia sudah cukup banyak berubah, banyak aturan juga pola makan yang membuat manusia menjadi lebih fleksibel dalam memilih makanan yang dipilih.

Tetapi masalahnya kini krisis makanan telah melanda sebagian wilayah di berbagai belahan dunia. Terlebih krisis daging yang disebabkan oleh sifat kita secara global yang semakin gemar konsumsi daging yang pada akhirnya bisa membawa malapetaka untuk seisi planet. Mulai dari negara maju sampai negara berkembang, konsumsi daging terus meroket, dari rata-rata 20 kg per orang pada tahun 1990, sampai diprediksi 50 kg pada tahun 2030. Sejak kira-kira sepertiga dari tanah yang dapat digunakan di planet ini disisihkan untuk memelihara ternak, maka persediaan daging mulai melimpah. Kecuali kita ingin memperburuk perebutan sumber daya, kita harus mulai mencari alternatif  dan di sanalah kontroversi mulai masuk.

Banyak sekali orang yang kini hidup dalam budaya yang benar-benar tidak menyukai gangguan dengan pilihan makanan kita. Ketika NYC berusaha untuk membatasi penjualan secara besar-besaran soda tahun lalu, reaksi yang terjadi sangat mengerikan. Jadi apa yang anda pikir akan terjadi ketika pemerintah mulai mendorong adanya daging buatan untuk kita?

Kesenjangan Sosial Yang Semakin Melebar


 Kesenjangan Sosial Yang Semakin Melebar

Ungkapan yang mengatakan "yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin" nampaknya akan semakin benar adanya di masa depan. Tinggal di negara-negara kaya dengan kelas menengah yang sedang berkembang, mungkin sebagian besar dari kita telah terbiasa membaca hal ini dengan tingkat kenyamanan tertentu. Tetapi, di benua Eropa dan Amerika, semua stabilitas tersebut kini mulai memudar. Menurut hasil penelitian terbaru, Palang Merah Internasional menyatakan bahwa “sementara benua lain berhasil mengurangi kemiskinan, kemiskinan di Eropa justru bertambah,” sebelum ada catatan yang mengatakan bahwa masa depan Uni Eropa mungkin akan terjadi eksodus masal dan kemiskinan yang merata.

Di benua seberang, sekitar setengah dari populasi Amerika saat ini hidup dalam batas kemiskinan, dan tren penurunan ini tidak menunjukkan tanda-tanda akan adanya perbaikan. Sebagaimana kehidupan perlahan-lahan menjadi lebih baik bagi orang-orang di negara berkembang, kehidupan justru akan semakin buruk bagi negara-negara Barat, dan tampaknya itu merupakan sesuatu yang kita akan harus membiasakan diri.

Kini tengah menjadi perdebatan bahwa sebagian besar anak-anak kelas menengah saat ini akan lebih buruk daripada orang tua mereka, sementara mereka yang berada di bagian bawah akan lebih buruk dari sebelumnya. Pernahkah anda memperhatikan bahwa anda tidak bisa memiliki sesuatu layaknya apa yang dimiliki orang tua anda. Apakah benar kemiskinan massal yang menakutkan ini sedang berlangsung?

Pemanasan Global Semakin Parah


 Pemanasan Global Semakin Parah

Walaupun anda berpikir bahwa perubahan iklim secara global yang diakibatkan oleh ulah manusia merupakan omong kosong, tetapi pada kenyataan nya kita tidak dapat menyangkal bukti bahwa planet kita ini semakin panas dari hari ke hari. Komisi Tinggi urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) memperingatkan bahwa bencana alam sehubungan dengan perubahan iklim dan menyusutnya sumber daya alam seperti air membuat penduduk di negara-negara berkembang terpaksa mengungsi.

Dengan semakin menyusutnya gletser di Pegunungan Rwenzori Uganda dan di pegunungan Himalaya Nepal, menguapnya danau-danau di Mali Chad, serta Ethiopia, dan erosi tanah karena penggundulan hutan di Haiti. Para pengungsi di seluruh dunia naik sebesar 3 juta orang. Ini bukan hanya isu di kalangan akademis.

Di suatu tempat seperti Bangladesh, akan menghadapi kemungkinan yang sangat nyata negara ini lenyap dalam 50 tahun ke depan, karena secara bertahap sekitar 30 juta orang penduduknya akan mengungsi ke suatu tempat. Rasanya tidak mungkin bagi pemerintah Bangladesh mampu mengatasi permasalahan ini.

Jadi kemana mereka akan pergi? Jawabannya adalah: Kita tidak tahu. Dan itu terjadi hanya salah satu sudut di Asia. Penelitian menunjukkan di mana saja, mulai dari 150 juta hingga satu miliar orang bisa menjadi pengungsi iklim global. Dengan jumlah yang luar biasa dari orang-orang yang tiba-tiba kehilangan tempat tinggal, hal-hal yang mengerikan bisa saja mulai terjadi. PBB melaporkan kenaikan jumlah pengungsi tertinggi karena perubahan iklim.

Perjalanan Luar Angkasa Yang Mengerikan


 Perjalanan Luar Angkasa Yang Mengerikan

Mungkin anda pernah menonton sebuah film fiksi yang memberikan harapan bahwa suatu saat kita bisa tinggal di planet Mars. Ada alasan yang sangat baik mengapa kita tidak melakukan perjalanan ke Mars saat ini. Teknologi yang kita miliki sekarang belum cukup untuk melindungi anda dari kematian.

Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan ledakan besar dari radiasi matahari yang akan memusnahkan awak para penjelajah Mars. Tidak mengherankan jika NASA tidak terlalu berminat untuk mengambil resiko tersebut dan menolak untuk mengirim astronot ke sana. Tapi ada satu hal: perusahaan swasta tidak memiliki keraguan semacam itu. Dan itulah masalahnya bisa kah kita benar-benar mengirim orang menuju kematian, walaupun jika mereka sendiri yang ingin pergi?

Sekarang, jawaban yang pasti adalah “ya.” Eksplorasi telah lama diidentikkan dengan kenekatan yang mempertaruhkan nyawa untuk membawa ilmu pengetahuan baru. Tapi pernahkah anda menyadari bahwa telah terjadi bencana besar ketika mengeksplorasi ruang angkasa beberapa dekade lalu.

Ingat bencana Hindenburg? Kala itu balon udara zeppelin meledak dan terbakar di udara membunuh seluruh penumpang dan awak, padahal telah diobservasi menjadi transportasi udara paling aman dan nyaman dibanding yang lain. Kemudian bencana pesawat ulang alik Challenger tahun 1986. Apa yang akan dilakukan oleh beberapa awak nanti berjuta-juta mil jauhnya dari rumah untuk mengeksplorasi ruang angkasa? Coba tebak? Mungkin pada tahun 2018 kita akan menemukan jawabannya.

Benda Langit Jadi Rebutan


 Benda Langit Jadi Rebutan

Sepertinya ini adalah pertanyaan bodoh, pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh anak SD: “Siapa yang memiliki ruang angkasa?” Tapi kebodohan ini sebenarnya lebih rumit dari yang anda pikirkan. Dan mungkin saja akan menjadi materi utama perdebatan yang sengit. Berkilas balik, pada tahun 1967, sebagian besar negara menandatangani Perjanjian Luar Angkasa, yang menyatakan bahwa tidak ada bangsa yang dapat mengklaim setiap “benda langit.”

Sebuah perusahaan bernama Planetary Resources dalam waktu dekat akan segera memulai proyek mereka dalam menambang Asteroid. Menambang? Asteroid? Bagaimana ceritanya? Yup! Yang akan mereka lakukan adalah menambang Asteroid dalam arti yang sebenarnya. Mengambil sumber daya yang berharga dari sebuah Asteroid untuk kemudian dibawa ke bumi. Pada prinsipnya sama dengan menambang emas,berlian atau logam berharga lainnya di bumi. Bedanya penambangan kali ini dilakukan di luar angkasa. Cerita yang mungkin terdengar gila, tapi percayalah ini benar adanya.

Planetary Resources sempat mencuri perhatian beberapa tahun yang lalu. Mereka adalah perusahaan yang mempunyai misi untuk menambang Asteroid. Mereka menterjemahkan misi yang nyaris tidak mungkin tersebut menjadi mungkin untuk mewujudkan. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah mendapatkan pendanaan untuk memulai proyek ini.

Eric Anderson dan Peter Diamandis yang mendirikan Planetary Resources berhasil mendapatkan pendanaan di tahun 2012 lalu. Larry Page yang merupakan pendiri Google merupakan salah seorang investor yang mengucurkan dana untuk mereka waktu itu. Semenjak itu, tak ada kabar terbaru yang datang dari Planetary Resources.

3 Tahun berselang, Planetary Resources (PR) bersiap untuk meluncurkan satelit pertama mereka. Waw, mereka kini sedang melakukan lompatan besar dengan melakukan sesuatu hal yang sama sekali baru. Menambang Asteroid. Satelit pertama PR saat ini sudah berada di stasiun luar angkasa milik NASA. Satelit ini tinggal menunggu jadwal untuk terbang ke satelit yang akan di eksplorasi. Jadi kembali lagi pertanyaannya Ruang angkasa itu punya siapa?

Masa depan memang tidak dapat kita prediksi secara pasti, tetapi masa depan bisa kita tentukan sendiri. Ternyata apa yang kita lakukan hari ini bisa memberikan dampak pada masa depan kita nanti. Jadi, selalu berbuat baiklah pada diri sendiri, orang lain, dan alam sekitar agar anak cucu kita dimasa depan dapat menikmati hidup yang damai dan sejahtera.
loading...

0 Response to "7 Bayangan Menakutkan yang Akan Terjadi Di Masa Depan"

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan tanggapan anda.